Rabu, 09 November 2011

Muhasabah

Muhasabah

Langit bergelombang
Laut berawan
Saling berkaca pahami keadaan
Sedang hatiku bergelombang
Pikirku menerawang

Obati luka, sedari dugaan
Di hujung petang
Aku sampaikan
Tetesan hitam yang engkau abaikan
Sebelum jadi terang
Genggam selalu kebenaran
Lidah tiada, pena kan angkat bicara
Takkan kering luka-luka
Hingga hadir yang dijanjikan
Takkan terlewatkan kisah manusia
Kecuali dituliskan
Seharusnya sedih tak angkat bicara
Masih ada waktu untuk hapuskan
Moga selalu ada karya,
Sebelum patah pena-pena
Sesudah kering tinta-tintaNya
Sesudah patah pena-pena
Sebelum kering tinta-Nya.

Rudi Rendra mengarang Muhasabah saat masih mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Suska Riau.

Selasa, 08 November 2011

Puisi Penantian

Penantian

Berlari, kau berlari di sangkar hidupku
ingin sekali ku menyusup dalam ingatanmu
tapi, entah bagaimana bisa
kau tak sepenuhnya kukenal.

Rasa, perasaan ini yang membawaku
di benakku tertulis untaian namamu
perhatian sering kuberikan
hanya, kau menganggap itu biasa.

Aku yang selalu mengingatmu
bukan kau yang mengingatku
hanya saja kusuka padamu.

Ingin rasanya membunuh perasaan ini
tapi, walau begitu kuingin memberi perhatian lebih.

Setiap kata yang terlontar dari mulutmu
ingin kupejamkan mata batinku.
Hidup berkesan indah
walau sedikit tak dapat perhatian
kutak semudah itu menyerah.

Seakan cinta berirama sendu
apakah kau jua tak peduli?
Seperti kabut membasahi embun
begitupun cintaku padamu

Akankah selalu begini?
ayolah beri aku balasan
walaupun hanya sedikit
tetapi membuat hidupku tersenyum.

Puisi Penantian merupakan buah karya Indah Yulia, siswi SMAN 2 Pekanbaru.

Puisi: Rindu Masa Lalu

Rindu Masa Lalu

Kenapa selalu cinta
saat aku mencari arti mimpi
di sunyi hari dan sepinya waktu
detik ini penuh kehampaan
yang pelan-pelan merasuk syaraf ingatanku
aku letih mengecap kesunyian

Aku rindu masa lalu
yang mengantarkan angan dan mimpiku dalam kebahagian yang pekat
tawa itu selalu mendidih di bibir ini
mudah aku kecapi keindahan meski dalam sajak diam

Meski banyak uraian cerita
masa lalu itu adalah sampah
yang harus di hanyutkan dengan kenangan
tapi bagiku!
Masa lalu itu irama rindu
yang selalu membuncah di hari sepiku

Kenangan tetap kenangan
kerinduanku pada masa lalu
sudah seirama dengan nafasku
atas nama rindu
akan tetap ku simpan keindahan itu
dalam catatan mimpiku

Rindu Masa Lalu ada karya Sukardi, mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris STAI Al-Kautsar Bengkalis.

Puisi: Penjara Jiwa

Penjara Jiwa

Kala cita tak tercapai jua
Kala asa terkikis saja
Kala cinta menjadi penambah duka
Seisi dunia serasa berbisa,
Jiwaku masih saja terpenjara
Oleh batu-batu ketidakpercayaan
Oleh jeruji ketidakmampuan diri
Oleh rantai proteksi yang tidak pada tempatnya
Detak jantung ini serasa semakin tak berarti

Kini,
Diriku hanya dapat menghitung masa
Masa di mana Tuhan memberikan pertolongannya
Atau masa di mana musnahnya jiwa.


Puisi Penjara Fauzil Hasdi, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Muhammadiyah Riau (Umri).

Minggu, 07 Agustus 2011

Tentang Cerpen dan Puisi Kita

Halaman ini adalah sebuah halaman alternatif untuk ruang Cerpen dan Puisi. Maksudnya, halaman weblog ini bukan dimaksudkan untuk penerbitan Cerpen dan Puisi, melainkan untuk membahas kedua karya sastar tersebut.

Jadi, alternatif maksudnya disini adalah: Web ini dibuat dan disediakan sebagai tempat membahasa Puisi dan Cerpen yang sifatnya ''pilihan lain''. Sebab, selama inikan yang menilai, memberi komentar dan mengkritisi puisi itu hanya orang-orang tertentu saja.

Nah, bagaimana nantinya halaman ini kita gunakan sebagai publikasi atau penerbitan dari apa isi pikiran kita setelah mebaca sebuah karya atau puisi. Bangkit dari filosopi tersebut, maka jelasnyalah bahwa, halaman ini bukan dibuat untuk keroco-kerocoan.

Namun memang ada catatan, siapapun bebas menulis disini, siapapun bisa mengirim komentarnya terhadap sebuah karya. Berbagai karya, bisa dari pengarang puisi dan cerpern terkenal, karya teman, atau karya sendiri juga boleh. Dan tentunya, sang kritikus bebas dalam berekspresi sesuai dengan gaya dan keinginan masing-masing.

So, tidak perlu serius. Wong halaman Cerpen dan Puisi Kita ini adalah halaman alternatif.